Halaman

Tingkat Kepedean orang berbehel meningkat 50%



Tulisan ini gue angkat karena gue merasa gue hidup dan dihidupkan diantara orang-orang yang memakai behel, bukan menyinggung bukan iri bukan pula dengki, sejauh ini fenomena ini terjadi begitu saja tanpa gue sadari ada beberapa hal yang berbeda, temen deket gue sih yang menjadi inspirator, karna dia baru-barusan memakai behel, karena temen deket gue, gue tau ada perubahan sebelum dan sesudah berbehel, gue tau dan mungkin aja gue orang kedua yang tau setelah Tuhan, moga aja…

Gue bukan yang anti dengan behel, karna gue gak mungkin demo di depan kantor Bupati kalo gue gak setuju dengan populasi pemakai behel semakin meningkat, apalagi kalo demo sendirian. Itukan hak mereka dengan kepentingan dan tujuan mereka sendiri memakai behel untuk apa, yang gue tau behel itu tugasnya sama dengan tugasnya pemimpin upacara yaitu merapikan barisan, jadi barisan-barisan di gigi baik yang agak renggang maupun jauh renggangnya  bakal di atur rapat, dimana antara jarak gigi yang satu sama dengan jarak gigi kedua, ini kok gue ngomongnya kaya guru fisika ya…

Tapi akhir-akhir ini behel di alihfungsikan menjadi gaya-gayaan, kata temen gue kalo bebehel seksi aja terlihat, keren gitu lah. Tapi gue mah ga banget, pertama kalo makan Magnum Double Caramel ice cream ga enak banget kalo coklat-coklatnya pada kesangkut-kesangkut gitu harganya ga sesuai dengan yang di rasain, kedua ribet banget tiap bulan harus ganti karetnya, motor gue aja ganti oli tiap bulan kayaknya susah banget berkunjung ke bengkel-bengkel terdekat entah masalah finansial maupun waktu, ini ngunjungi praktek dokter gigi atau spesialis gigi, aduh berasa jadi pasien yang giginya bermasalah banget.

Harga pemasangan behel pun mulai bermain di pasar Internasional, yang gue tau behel yang asli itu di pasang bukan oleh sembarang orang, karna nanti di Marahin Tuhan kata anang-aurel, yup harga behel yang gue tau di atas 5 juta, karna harganya udah mulai bermain mungkin bisa di dapatkan di ahli2 gigi terdekat dengan mengeluarkan uang cukup 20-50 ribu saja, entah itu kawat bekas pagar rumah pejabat atau kawat dari PLN yang di desain sedemikian rupa sehingga berbentuk behel, entah lah. Yang jelas Cuma Ahli gigi dan Tuhan yang tau jawabannya.

Yang berbehel pasti gelisah kalo di rumah makan gada 2 hal, 1. Tusuk gigi, 2. Kaca, pertama tusuk gigi di gunakan jika ada kaca, dan kaca selalu di gunakan walau tanpa tusuk gigi, dengan kaca si pemakai behel tahu letak tempat tersangkutnya makanan lalu mengambilnya dengan tusuk gigi, tanpa kaca mungkin akan sulit, dan sepertinya mereka harus selalu berjalan beriringan.

Kemudian gue dapat menarik kesimpulan kalau gue perhatiin rata-rata yang berbehel udah pasti pakai telpon seluler berjenis BB, tapi yang pakai BB belum tentu berbehel. Itu juga mungkin cuman Tuhan yang tahu kenapa bisa begitu?

Namun fakta-fakta menjatuhkan di atas terkalahkan karena kepedean orang yang memakai behel itu bertambah 50%, why?

1. Senyum Orang berbehel menandingi senyum para alumni ESQ
Tak perlu di usut terlalu jauh, saat berfoto keinginan mereka untuk memperlihatkan si behel tadi yang katanya harganya sampai JT-JTan besar sekali, bermodalkan senyum yang lebar, Plak ! si behel pun jelas terfoto. Kalo ga percaya silahkan coba berfoto bareng sama orang yang pakai behel, ambil 10 kali take picture, udah di pastiin beberapa take picture ia bakal membuka mulutnya dan senyum selebar-lebarnya.

2. Yang pakai behel di anggap kaum terpandang
Betapa tidak? Harga behel yang berJT-JTan tak mungkin di pungkiri lagi, belum lagi perawatannya tiap bulan bakal menguras kantong dan menelan uang yang cukup banyak apalagi cuma seorang mahasiswa seperti gue, daripada ngurusin behel, gue lebih baik ngurusin  KTM gue yang di tahan pegawai perpustakaan karna terlalu lama minjem buku.
Jadi memang kebanyakan yang memakai behel kaum-kaum ke atas, ga salah orang-orang pada mandangnya gitu.  Dan ga salah para pemakai behel rela tebar senyuman tiap saat biar orang-orang mandangnya mereka kaum yang… ya, tau aja sendiri.

3. Warna-warni behel bagi perempuan seperti mahkota kedua setelah rambutnya
Ah malas gue deskripsikan ini, perempuan ga usah di Tanya, sedewasa apapun mereka, tak pernah meninggalkan sifat kekanak-kanakannya, yaitu masih menyukai warna-warna yang mereka sukai. Tak ayal jika warna behel sesuai kehendaknya ia bakal berjalan di taman melewati kumpulan cowok-cowok dengan senyuman lebar. Apalagi warna behel sering di padu-padukan dengan kostum mereka.

4. Everything about Behel is Cool

Dengan memakai behel cara berjalannya seseorang aja dah beda, kepala yang biasanya tertunduk lesu saat melewati orang-orang sekarang udah tegak, penuh percaya diri, seperti abis menang miss Universe dunia akhirat. Sampai-sampai saat melewati bunga yang layu tiba-tiba mekar, tanah yang tandus jadi subur, daun-daun di pohon pada berguguran (ga termasuk ibu-ibu hamil jadi keguguran), pokoknya benda mati semua jadi hidup, dan mungkin kalau bisa abadi makai behel, itu orang-orang sampai nenek-nenek dan kakek-kakek ga akan melepas behelnya, udah ga usah di bayangin soal kakek-kakek atau nenek-nenek kalo pakai behel. #brrrrr

5 komentar:

donutsta mengatakan...

hahaha

idho.style mengatakan...

Hahaha ketawa knpa ?

Anonim mengatakan...

pdahal setelah mereka berbehel tiap senyum kan lebar banget ntu, malah jadi jelek muka mereka gara2 gaya senyumnya yang kelebaran ga alami, apalagi pas lg photoshoot, hasilnya mukanya aneh, panjang dan lebar, jelek, dan mereka bangga -_-
hhhaaaannneeehhh

Anonim mengatakan...

Ane make behel gk gt gt amat gan biasa aja. Gk bangga gk minder . Ya biasa aja pokoknya -.-
Oh iya yg di atas ane : senyum kelebaran ? Ah masa iya. Gua gk lebar lebar kalo nyengir. Kan dah gua bilang , biasa ajaaaa. Dan gua gk bangga. Krna tujuan gua bukan cm krna fashion, tp untuk ngerapihin gigi gua yg timpahan hahaa

Nugroho Catur Pamungkas mengatakan...

Setuju setuju!