Tulisan ini gue angkat karena gue merasa gue hidup dan
dihidupkan diantara orang-orang yang memakai behel, bukan menyinggung bukan iri
bukan pula dengki, sejauh ini fenomena ini terjadi begitu saja tanpa gue sadari
ada beberapa hal yang berbeda, temen deket gue sih yang menjadi inspirator,
karna dia baru-barusan memakai behel, karena temen deket gue, gue tau ada
perubahan sebelum dan sesudah berbehel, gue tau dan mungkin aja gue orang kedua
yang tau setelah Tuhan, moga aja…
Gue bukan yang anti dengan behel, karna gue gak mungkin demo
di depan kantor Bupati kalo gue gak setuju dengan populasi pemakai behel
semakin meningkat, apalagi kalo demo sendirian. Itukan hak mereka dengan
kepentingan dan tujuan mereka sendiri memakai behel untuk apa, yang gue tau
behel itu tugasnya sama dengan tugasnya pemimpin upacara yaitu merapikan
barisan, jadi barisan-barisan di gigi baik yang agak renggang maupun jauh
renggangnya bakal di atur rapat, dimana
antara jarak gigi yang satu sama dengan jarak gigi kedua, ini kok gue
ngomongnya kaya guru fisika ya…
Tapi akhir-akhir ini behel di alihfungsikan menjadi
gaya-gayaan, kata temen gue kalo bebehel seksi aja terlihat, keren gitu lah.
Tapi gue mah ga banget, pertama kalo makan Magnum Double Caramel ice cream ga enak banget kalo coklat-coklatnya pada
kesangkut-kesangkut gitu harganya ga sesuai dengan yang di rasain, kedua ribet
banget tiap bulan harus ganti karetnya, motor gue aja ganti oli tiap bulan
kayaknya susah banget berkunjung ke bengkel-bengkel terdekat entah masalah
finansial maupun waktu, ini ngunjungi praktek dokter gigi atau spesialis gigi,
aduh berasa jadi pasien yang giginya bermasalah banget.
Harga pemasangan behel pun mulai bermain di pasar
Internasional, yang gue tau behel yang asli itu di pasang bukan oleh sembarang
orang, karna nanti di Marahin Tuhan kata anang-aurel, yup harga behel yang gue
tau di atas 5 juta, karna harganya udah mulai bermain mungkin bisa di dapatkan
di ahli2 gigi terdekat dengan mengeluarkan uang cukup 20-50 ribu saja, entah
itu kawat bekas pagar rumah pejabat atau kawat dari PLN yang di desain
sedemikian rupa sehingga berbentuk behel, entah lah. Yang jelas Cuma Ahli gigi
dan Tuhan yang tau jawabannya.
Yang berbehel pasti gelisah kalo di rumah makan gada 2 hal,
1. Tusuk gigi, 2. Kaca, pertama tusuk gigi di gunakan jika ada kaca, dan kaca
selalu di gunakan walau tanpa tusuk gigi, dengan kaca si pemakai behel tahu
letak tempat tersangkutnya makanan lalu mengambilnya dengan tusuk gigi, tanpa
kaca mungkin akan sulit, dan sepertinya mereka harus selalu berjalan
beriringan.
Kemudian gue dapat menarik kesimpulan kalau gue perhatiin
rata-rata yang berbehel udah pasti pakai telpon seluler berjenis BB, tapi yang
pakai BB belum tentu berbehel. Itu juga mungkin cuman Tuhan yang tahu kenapa
bisa begitu?
Namun fakta-fakta menjatuhkan di atas terkalahkan karena
kepedean orang yang memakai behel itu bertambah 50%, why?
1. Senyum Orang berbehel menandingi senyum para alumni ESQ
1. Senyum Orang berbehel menandingi senyum para alumni ESQ
Tak perlu di usut terlalu jauh, saat
berfoto keinginan mereka untuk memperlihatkan si behel tadi yang katanya
harganya sampai JT-JTan besar sekali, bermodalkan senyum yang lebar, Plak ! si
behel pun jelas terfoto. Kalo ga percaya silahkan coba berfoto bareng sama
orang yang pakai behel, ambil 10 kali take picture, udah di pastiin beberapa
take picture ia bakal membuka mulutnya dan senyum selebar-lebarnya.
2. Yang pakai behel di anggap kaum terpandang
2. Yang pakai behel di anggap kaum terpandang
Betapa tidak? Harga behel yang berJT-JTan
tak mungkin di pungkiri lagi, belum lagi perawatannya tiap bulan bakal menguras
kantong dan menelan uang yang cukup banyak apalagi cuma seorang mahasiswa
seperti gue, daripada ngurusin behel, gue lebih baik ngurusin KTM gue yang di tahan pegawai perpustakaan
karna terlalu lama minjem buku.
Jadi memang kebanyakan yang memakai behel
kaum-kaum ke atas, ga salah orang-orang pada mandangnya gitu. Dan ga salah para pemakai behel rela tebar
senyuman tiap saat biar orang-orang mandangnya mereka kaum yang… ya, tau aja
sendiri.
3. Warna-warni behel bagi perempuan seperti mahkota kedua setelah rambutnya
3. Warna-warni behel bagi perempuan seperti mahkota kedua setelah rambutnya
Ah malas gue deskripsikan ini, perempuan ga
usah di Tanya, sedewasa apapun mereka, tak pernah meninggalkan sifat
kekanak-kanakannya, yaitu masih menyukai warna-warna yang mereka sukai. Tak
ayal jika warna behel sesuai kehendaknya ia bakal berjalan di taman melewati
kumpulan cowok-cowok dengan senyuman lebar. Apalagi warna behel sering di
padu-padukan dengan kostum mereka.
4. Everything about Behel is Cool
Dengan memakai behel cara berjalannya seseorang aja dah beda, kepala yang biasanya tertunduk lesu saat melewati orang-orang sekarang udah tegak, penuh percaya diri, seperti abis menang miss Universe dunia akhirat. Sampai-sampai saat melewati bunga yang layu tiba-tiba mekar, tanah yang tandus jadi subur, daun-daun di pohon pada berguguran (ga termasuk ibu-ibu hamil jadi keguguran), pokoknya benda mati semua jadi hidup, dan mungkin kalau bisa abadi makai behel, itu orang-orang sampai nenek-nenek dan kakek-kakek ga akan melepas behelnya, udah ga usah di bayangin soal kakek-kakek atau nenek-nenek kalo pakai behel. #brrrrr
4. Everything about Behel is Cool
Dengan memakai behel cara berjalannya seseorang aja dah beda, kepala yang biasanya tertunduk lesu saat melewati orang-orang sekarang udah tegak, penuh percaya diri, seperti abis menang miss Universe dunia akhirat. Sampai-sampai saat melewati bunga yang layu tiba-tiba mekar, tanah yang tandus jadi subur, daun-daun di pohon pada berguguran (ga termasuk ibu-ibu hamil jadi keguguran), pokoknya benda mati semua jadi hidup, dan mungkin kalau bisa abadi makai behel, itu orang-orang sampai nenek-nenek dan kakek-kakek ga akan melepas behelnya, udah ga usah di bayangin soal kakek-kakek atau nenek-nenek kalo pakai behel. #brrrrr
5 komentar:
hahaha
Hahaha ketawa knpa ?
pdahal setelah mereka berbehel tiap senyum kan lebar banget ntu, malah jadi jelek muka mereka gara2 gaya senyumnya yang kelebaran ga alami, apalagi pas lg photoshoot, hasilnya mukanya aneh, panjang dan lebar, jelek, dan mereka bangga -_-
hhhaaaannneeehhh
Ane make behel gk gt gt amat gan biasa aja. Gk bangga gk minder . Ya biasa aja pokoknya -.-
Oh iya yg di atas ane : senyum kelebaran ? Ah masa iya. Gua gk lebar lebar kalo nyengir. Kan dah gua bilang , biasa ajaaaa. Dan gua gk bangga. Krna tujuan gua bukan cm krna fashion, tp untuk ngerapihin gigi gua yg timpahan hahaa
Setuju setuju!
Posting Komentar