Halaman

Cafe Puncak Ala Kota Tepian



Angin sepoi-sepoi diikuti hembusan udara yang menerpa kulit dengan lembutnya , Pemandangan tampak atas bak hiasan kerlap kerlip lampu kota dan jalanan yang saling menerangi, diikuti lalu lalang lalu lintas kendaraan menjadi sajian tersendiri kala berdiri di atas ketinggian, sambil menikmati secangkir cappucino hangat, seduan hangat dahaga saat menegup rasa kopi bercampur susu tersebut menjadi mahkota malam saat masalah kehidupan bertubi-tubi datang silih berganti, cerita-cerita kecil bersama sahabat maupun kekasih menambah lauk pauk indahnya skenario malam menjadi cukup menjanjikan.

Tak perlu merogoh kocek mahal dapat mencicipi menu kuliner khas Cafe D'Puncak tersebut
Panorama keindahan kota Samarinda yang tersaji tak bisa ditulis diukir dilukis diungkapkan dengan untaian kata-kata, sungguh luar biasa membuat diri ini cukup terengah-engah dan takjub pertama kali mengunjungi cafe yg sengaja di tempatkan di atas gunung yg dapat melihat seluruh kota Samarinda secara Keseluruhan ini, desain cafe yang sederhana mengingatkan kita pada rumah panggung tahun 90-an. Tak banyak yang bisa di komentari soal interior bangunan namun 2 jempol di tangan + 2 jempol di kaki mantap memuji dan mengapresiasi cara pengambilan juga penempatan lokasi yang strategis ini.

Yeppp cafe D'Puncak Samarinda, tak banyak tahu tentang yang satu ini. Tempat yang beralamat di jalan Rawa Indah tepat di gunung sampah. Jika kita tinjau lokasi dari jalan Djuanda, tinggal lurus saja ikuti jalanan yang ada ,air yang mengalir dan angin yang berhembus. Dan jika kita tinjau dari jalan Antasari, ketika sampai dilampu merah lalu belok kiri ikuti saja jalannya dengan bukit-bukit kecil yang bakal di lalui.

Dengan menaiki tanjakkan gunung yang lumayan membuat mesin motor teriak-teriak (bukan mendesah-desah), tak penghalangi langkah kami seraya ingin berkumpul bersama kawan sekarib sejawat, jarak yang cukup jauh dari rumah saya pun tak menjadi masalah asal tagihan listrik air Lunas serta keperluan tangki bensin di dalam motor masih bisa di penuhi. Tempat ini ramai di kunjungi muda mudi yang juga ingin menikmati malam eksotis bersama kekasihnya, double date triple date begitu kacamata saya menangkap melihat suasana di sana, sementara kami para LDR-ers (orang yang di takdirkan menjalin hubungan jarak jauh) & Jombloers (orang yang belum di takdirkan menjalin hubungan khusus) berkumpul cerita cerita sharing tentang banyak hal baik dunia Perkuliahan maupun hubungan Asmara (yang jomblo biasanya diem aja kalo lagi ngomongin ini) dan lain sebagainya.

Weekend atau waktu lagi ga ada tugas kami memberanikan diri kesana paling tidak sebulan pasti ada mengunjungi cafe dengan 2 lantai tersebut, kadang waktu yang panjang terasa singkat, semakin waktu itu panjang semakin kantong teruras (pesen 2 kali maksudnya), semakin topik panjang pun semakin larut malam. Adapun menu makanan, mulai dari makanan berat dan makanan ringan. Terakhir kali saya kesana penyajian makanan berat adalah Ayam penyet dan Nasi Goreng hadir di antara menu-menu tersebut, sementara makanan ringannya seperti kentang goreng, pisang keju, telur 1/2 matang dll.

Soal minuman? memang itu menu utama mereka, mulai dari kopi-kopian paste-pastean (korban ngerjain tugas gaya pelajar, copy-paste) lengkap tersaji disana, cappucino moccacino stmj teh hangat pun turut absen di antara menu-menu tersebut (menunya ga usah di tanya deh, penasaran langsung ke TKP nya aja)

Di iringi musik malam (tergantung operator musiknya apa, biasanya musik Pop Indo gitu), di sana bukan tempat macem-macem koq, khusus ngobrol2 gitu aja, jadi jangan berpikiran kalo kesana bisa meliat yang macem-macem walapun mayoritas yang kesana pasang-pasangan.

Yah begitulah deskripsi singkat Cafe D'Puncak, kalau ada kesempatan bisa bertemu disana sekalian bisa poto-poto dengan saya :D dan rasanya kalau yang tinggal di Samarinda ga pernah ke tempat yang satu ini rugi banget soalnya belum pernah ngliat tempat tinggalnya dari atas secara keseluruhan, yang selalu ngina-ngina Samarinda entah soal banjir atau apa, sama sekali ga ada bangganya dengan kota Tepian wajib datangi ini tempat biar bisa melihat bahwa yang di hina-hina itu ternyata dari atas seperti New York City kedua di dunia,hummm....

Terus yang baru tau tempat ini setelah baca artikel ini kalau cowok pasti udah ancang-ancang bawa lawan jenisnya. Hahaha tak apalah, kalo jomblo masih berpikir dua kali mau kesini bareng siapa :P
but overall, depend on you, ga nyangka aja waktu saya ke Samarinda ada tempat yang ginian, pesen saya kalau kesana jangan lupakan satu hal, selalu ada budaya Samarinda yang sudah di lestariakan sejak masa silam yaitu bayar parkir, So... Bayar parkir guys :D